Berilah masa untuk anak-anak bermain

0

 Kita tahu, dunia anak adalah dunianya bermain. Meski kita perlu mengajari belajar tapi tidak selayaknya kita paksa mereka untuk belajar terus menerus tanpa ada selingan untuk bermain dan bermanin bersama teman-temannya.


Kita ingat peristiwa Nabi Yusuf 'alaihis salam semasa kecil diajak bermain oleh saudara-saudaranya, seperti gambaran al Qur-an


اَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَّرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَاِ نَّا لَهٗ لَحٰـفِظُوْنَ


arsil-hu ma'anaa ghoday yarta' wa yal'ab wa innaa lahuu lahaafizhuun


"Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia bersenang-senang dan bermain-main, dan kami pasti menjaganya.""

(QS. Yusuf 12: Ayat 12)


Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullah mengatakan, 


"Usai keluar dari sekolah, anak hendaknya diizinkan untuk bermain dengan mainan yang disukainya untuk merehatkan diri dari kelelahan belajar di sekolah. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh belajar terus akan menjenuhkan pikirannya, memadamkan kecerdasannya dan membuat masa kecilnya kurang bahagia. Anak yang tidak boleh bermain pada akhirnya akan berontak dari tekanan itu dengan berbagai macam cara."

(Ihya` 'Ulumiddin III/163)


Beliau rahimahullah menambahkan, 

"Hendaknya sang anak dibiasakan berjalan kaki, bergerak dan berolahraga pada sebagian waktu siang agar tidak menjadi anak yang pemalas."


Mainan bagi anak sama halnya dengan pekerjaan bagi orang dewasa. Anak yang sehat jasmani tidak akan dapat duduk manis meski hanya lima menit. Anda akan melihatnya mencari-cari apapun yang terlihat olehnya, lalu membolak-balikkannya atau meletakkannya di mulutnya. Dan adakalanya dia berupaya membuka dan melepaskan ikatannya untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya.


Tapi perlu diingat anak-anak kita juga tak diperkenankan untuk bermain dengan permainan yang dilarang oleh agama kita Islam seperti main ketapel, boneka-bonekaan makhluq yang bernyawa -kecuali sedikit dirusak pada matanya, menggambar dan mewarnai segala gambar makhluq bernyawa - kecuali ditutup atau ditiadakan matanya, segala permainan yang menggunakan dadu -ular tangga, monopoli, dan semisalnya.


Penelitian dalam ilmu kejiwaan telah membuktikan bahwa ada korelasi yang kuat antara kesehatan jasmani dan kecerdasan. Perubahan apapun yang dialami oleh tubuh akan mempengaruhi kecerdasan dan perubahan apapun yang dialami kecerdasan akan mempengaruhi tubuh. Karena itu, agar manusia dapat melaksanakan tugas yagn dibebankan kepadanya dalam kehidupan ini, seseorang dituntut agar menjadi orang yang kuat jasmaninya dan sehat intelegensinya.


Namun jangan dilupakan apa guna kecerdasan jika nilai-nilai agama Islam tidak ditanamkan. Mana itu bahagian dari sendi-sendi Agama dan mana itu tradisi. Jangan dicampur-adukkan antara keduanya itu sebagaimana yang jamak ada dihadapan kita, dan boleh jadi kita-pun sebagai salah satu pelaku dan penyokong pencampur-adukan dalam agama.

(disadur dari Islamic Parenting - Pendidikan Anak Metode Nabi ﷺ, Penerbit Aqwam, Solo dengan sedikit perubahan dan penambahan)


Oleh: Intan, S.Pd
Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top